Salah satu langkah penting dalam proses menghasilkan konten adalah menyusun content plan. Kehadirannya dapat menjadi penyelamat dalam melaksanakan content strategy dan melancarkan content production. Meski terlihat sederhana, sebetulnya banyak hal yang dapat dipertimbangkan untuk menyusun sebuah content plan yang sesuai obyektif.
Apa Itu Content Plan?
Secara sederhana, content plan dapat disusun dari konten yang ingin disebarkan dan tanggal penyebarannya. Jenis konten yang disebarkan umumnya terbagi dalam beberapa content pillar, sesuai dengan kebutuhan platform tersebut. Plan ini kemudian biasanya dikembangkan dalam sebuah template untuk menghimpun material produksi dan melengkapinya dengan pertimbangan waktu sehingga identik dengan berbagai deadline.
Pada umumnya, penyusunan content plan didasarkan pada suatu strategi tertentu, misalnya tujuan yang diharapkan dari konten tersebut, target audiens yang ingin disasar, atau pesan yang ingin disampaikan. Di tahap ini data dari eatrik sering kali memainkan peran krusial untuk memastikan strategi yang tepat sasaran.
Mengapa Perlu Membuat Social Media Content Plan?
Karena template social media content plan biasa telah mengatur berbagai aspek dalam konten secara jelas, keberadaan content plan dapat membuat sistem produksi konten menjadi lebih efisien. Konten yang dihasilkan bisa menjadi lebih konsisten dan distribusi uploadnya juga semakin jelas.
Apabila content plan tersebut disusun dengan data, performa konten juga menjadi semakin efektif dan sesuai target. Hal ini dapat membuat konten menjadi semakin meaningful sebagai salah satu channel marketing secara keseluruhan.
Bagaimana Cara Membuat Content Plan?
Salah satu langkah paling awal untuk menyusun sebuat content plan adalah dengan menetapkan strategi terlebih dahulu. Tentukan tujuan dan target audiens yang ingin dicapai, sehingga proses pencarian tema menjadi lebih mudah. Lakukan riset topik dari berbagai niche yang mungkin bersinggungan dengan audiens. Sesuaikan juga jenis konten dengan platform upload konten tersebut, misalnya platform Instagram lebih tepat menggunakan visual dengan dimensi 1:1 atau 4:5.
Seluruh informasi itu dapat dimuat dalam template content, kemudian disebarkan dalam jangka waktu tertentu untuk menyusun sebuah content calendar. Content calendar biasanya berkaitan dengan waktu upload maupun deadline produksi konten tersebut, sehingga berfungsi untuk memastikan sebuah konten tidak telat upload agar tidak keburu basi.
Apabila baru memulai, menyusun content plan memang susah-susah gampang. Namun selama ada keinginan untuk belajar dan terus memperbaiki apa yang sudah ada, content plan yang sederhana dapat menjadi salah satu tools paling powerful bagi content creator.