Seiring dengan meningkatnya kebutuhan mobilitas dan kemajuan teknologi, online learning atau e-learning kini menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan skill dalam waktu yang lebih fleksibel. E-learning bahkan mulai diterapkan oleh banyak perusahaan bagi para karyawan untuk membantu mereka upskilling atau bahkan reskilling. Mengukur efektivitas e-learning menjadi hal yang krusial, mengingat peran besar e-learning dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pentingnya E-Learning yang Efektif
Berdasarkan hasil penelitian, kesempatan belajar dan berkembang menjadi alasan nomor satu bagi karyawan untuk bekerja atau tetap bekerja di sebuah perusahaan. Kesempatan tersebut juga harus merupakan kesempatan belajar yang baik, yang artinya setiap pelatihan dan pembelajaran harus tepat guna serta relevan dengan bidangnya.
Hal ini sesuai dengan tantangan di lingkungan kerja yang semakin cepat, sehingga setiap modul e-learning harus efisien, insightful, namun sesuai kebutuhan. Agar keberadaan e-learning tidak menjadi beban baru bagi karyawan, pengadaan e-learning harus memenuhi kebutuhan dan menunjang produktivitas.
Cara Mengukur Efektivitas E-Learning
Untuk memastikan hasil dari e-learning, pemantauan dan analisis berjangka penting untuk dilakukan. Ada beberapa cara mengukur kualitas e-learning, beberapa di antaranya adalah:
- Mengukur Key Performance Index (KPI)
E-learning umumnya memiliki beberapa KPI. Menilai Key Performance Index dari sebuah modul dapat menjadi acuan dalam melihat efektivitas sebuah program. Beberapa KPI yang sering digunakan dalam mengukur kualitas e-learning adalah:
- Engagement Rate: Mengukur seberapa aktif peserta dalam proses pembelajaran, seperti dalam diskusi online atau menjawab kuis.
- Completion Rate: Mengukur jumlah penyelesaian modul dalam pembelajaran.
- Retention Rate: Mengukur keaktifan dan partisipasi sepanjang proses pembelajaran.
- Analisis Hasil
Apabila pengukuran KPI cenderung kuantitatif, analisis hasil ini lebih bersifat kualitatif. Pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan kemampuan peserta sebelum dan sesudah menerima materi e-learning melalui beberapa indikator. Dari perbandingan tersebut, akan terlihat kelebihan dan kekurangan dari materi yang telah diberikan. Identifikasi kebutuhan lanjut dan efektivitas program juga menjadi lebih mudah dilakukan.
- Input Langsung dari Peserta
Selain analisis eksternal, kritik dan saran dari peserta internal yang langsung merasakan program tersebut juga sangat perlu diperhatikan. Melalui survei atau wawancara, berikan pertanyaan kepada para peserta mengenai program e-learning yang mereka ikuti. Semakin banyak informasi yang didapatkan, maka semakin jelas pula hal-hal yang perlu ditingkatkan dari program tersebut.
Poin ini juga penting untuk meningkatkan rasa keterlibatan peserta, sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti e-learning berikutnya.