Kehadiran influencer atau pemengaruh dalam marketing sepertinya sudah tidak dapat dihindari lagi. Banyak keputusan konsumen yang juga dipengaruhi oleh asosiasi individu, institusi, atau organisasi terhadap sebuah brand. Oleh karena itu, memilih influencer dalam sebuah kerja sama tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebagai cara memilih influencer yang tepat.
Sebelum memilih influencer yang tepat, pastikan brand sudah memiliki tujuan yang ingin diraih melalui kerja sama dengan influencer. Tidak semua influencer memiliki kapasitas untuk langsung menjual produk. Ada juga influencer yang bisa diajak berkolaborasi untuk menciptakan konten, seperti influencer dari segmen kesenian yang dapat membantu brand meningkatkan awareness melalui karya mereka. Oleh karena itu, sebuah kerja sama dengan influencer harus memiliki tujuan marketing jelas supaya pemilihan influencer dapat dilakukan dengan efektif.
Audiens
Influencer marketing sendiri dapat diartikan sebagai strategi marketing yang melibatkan influencer, umumnya individu yang memiliki audiens besar di sosial media, untuk menyampaikan pesan sebuah brand kepada audiens mereka. Sebagai pembawa pesan yang sudah dibekali dengan audiens, penting sekali bagi brand untuk memperhatikan audiens influencer tersebut dan pesan yang dapat disampaikan kepada mereka. Audiens seorang influencer juga pada umumnya memang menyukai cara komunikasi influencer tersebut, sehingga gaya penyampaian pesan tentu juga perlu disesuaikan kembali.
Kualitas dari audiens seorang influencer juga perlu diperhatikan. Cek followers atau kolom komentar pada konten untuk melihat validitas dari audiens yang mengikuti influencer tersebut.
Nilai dan Otentisitas
Seorang influencer dengan followers yang banyak belum tentu dapat menjadi pilihan tepat bagi sebuah brand. Amati terlebih dahulu postingan influencer yang ingin diajak bekerja sama untuk melihat pesan-pesan yang pernah ia sampaikan sebelumnya. Evaluasi apa saja yang mereka sukai, tidak sukai, bahkan pandangan mereka terhadap isu sekitar, untuk menghindari disonansi antara pesan yang disampaikan brand dan pesan dari individu influencer tersebut.
Di sini otentisitas memiliki peran yang penting. Apakah pesan yang disampaikan influencer tersebut mampu dipercaya oleh audiens? Selain keselarasan dengan nilai-nilai brand yang bekerja sama dengan influencer tersebut, otentisitas juga bisa dilihat dari cara mereka membagikan cerita personal atau pengalaman pada bidang yang menjadi nichenya. Semakin banyak sentuhan personal, kemungkinan influencer tersebut memang betul-betul bergelut, memiliki ketertarikan, dan memahami nichenya.
Reliability (Kemampuan untuk Diandalkan)
Untuk menjamin kerja sama yang lancar dan berjalan secara tepat waktu, influencer pilihan juga harus mampu diajak berkomunikasi dengan baik. Tidak hanya dari SOP resmi yang diberikan, perhatikan juga waktu dan sikap selama berkomunikasi. Dengan memilih influencer yang mampu diandalkan, proses kerja sama dapat berjalan baik dan diharapkan memberikan hasil yang optimal.