Bagi sebuah brand atau seorang kreator, media sosial adalah arena penting yang dapat meningkatkan nilai brand atau kreator di mata audiens. Untuk meningkatkan nilai dan menarik atensi, tren menjadi salah satu cara merebut mata dan hari audiens. Oleh karena itu, tren sosial media 2025 penting untuk diperhatikan sebagai opsi pegangan dalam menavigasi sosial media selama setahun ke depan.
Berdasarkan pengamatan sepanjang tahun 2024, beberapa tren utama untuk tahun 2025 terlihat mulai bermunculan. Tren media sosial 2025 diprediksi akan memiliki scope yang cukup luas. Cukup terapkan beberapa yang sesuai dengan brand alignment bisnis Anda agar pelaksanaannya dapat lebih fokus dan terarah.
Pemanfaatan Artificial Intelligence
Jika sebelumnya artificial intelligence masih belum banyak dimanfaatkan oleh content creator, kini AI mulai terintegrasi dengan proses pembuatan konten. Baik secara kreatif maupun strategis, Hubspot melaporkan bahwa 83% marketer dapat membuat konten lebih banyak dengan bantuan AI. Bantuan dari AI ini semakin dibutuhkan apabila melihat target produksi sekitar 48 sampai 72 konten setiap minggunya.
Terlepas dari kontroversi yang menyertainya, keberadaan AI dapat memberikan dukungan kreatif dan strategis bagi para content creator dalam membuat konten.
Ethical Branding dan Sustainability
Lebih dari ramah lingkungan, audiens saat ini semakin jeli dalam melihat dampak sosial dari sebuah brand. Arus sosial media yang cepat juga membuat audiens semakin cerdas dalam memilih-milih konten. Brand dengan buzzword dan klaim yang berlebih semakin mudah diidentifikasi. Masalah overclaim dan dampak sosial dapat merusak reputasi brand, sehingga dapat menimbulkan masalah PR yang lebih besar.
Dari beberapa kejadian tersebut, terlihat bahwa brand sekarang dituntut untuk lebih transparan dan jujur dalam berbagai statementnya. Brand juga perlu secara proaktif menunjukan value yang mereka percayai untuk meningkatkan kepercayaan serta kesetiaan audiens.
Lebih Cepat dan Semakin Singkat
Harus diakui bahwa attention span dari mayoritas pengguna internet kini semakin singkat. Konten carousel dan video berdurasi panjang belum terlalu mampu meretensi audiens. Sebaliknya, video pendek dengan durasi di bawah 30 detik justru memiliki potensi yang lebih besar untuk dinikmati secara utuh oleh audiens.
Selain video, Instagram Stories yang cenderung lebih candid dan berdurasi singkat dapat meningkatkan engagement audiens. Apalagi dengan sifat konten Instagram Stories yang tidak kekal, ada kesan eksklusif dan urgensi yang dapat mendorong audiens untuk melihat konten tersebut.