Setelah sekian lama absen dari pasar Indonesia, Cheetos akhirnya resmi kembali meramaikan industri makanan ringan Tanah Air. Namun, kali ini bukan sekadar membawa rasa gurih nan ikonik yang pernah menemani masa kecil generasi 90-an dan 2000-an. Cheetos datang dengan gebrakan baru lewat kampanye “Handfluencer”—sebuah pendekatan unik dan playful yang membawa semangat snack time jadi lebih seru, ekspresif, dan relevan dengan tren masa kini.

Apa Itu Handfluencer?

Dalam era media sosial yang penuh gaya dan ekspresi, Cheetos memperkenalkan istilah “Handfluencer”—sebuah permainan kata dari hand (tangan) dan influencer. Konsepnya sederhana namun catchy: siapa pun bisa jadi handfluencer selama mereka punya, sekantong Cheetos! Campaign ini merayakan momen ngemil yang autentik dan seru, di mana jari-jari berlumur bumbu oranye Cheetos bukan lagi hal memalukan, tapi justru jadi simbol kenikmatan dan gaya tersendiri.

Lewat kampanye ini, Cheetos mengajak para penggemar snack untuk unjuk aksi tangan mereka saat ngemil—dari gaya menjilat jari khas, gerakan tangan dramatis saat rebutan snack, hingga pose ala selebgram yang diparodikan dengan penuh humor. Konten-konten ini disebarkan lewat berbagai platform digital, terutama TikTok dan Instagram, dengan tagar resmi: #Handfluencer.

Mengusung Nostalgia, Membidik Generasi Baru

Cheetos menyadari kekuatannya terletak pada dua hal: nostalgia dan rasa. Produk ini lekat dengan memori masa kecil banyak orang, terutama generasi milenial. Namun dengan kampanye “Handfluencer”, Cheetos juga menjangkau Gen Z yang lebih ekspresif dan doyan eksplor gaya dalam segala aspek, termasuk saat ngemil.

Peluncuran kembali Cheetos ini juga didukung oleh kolaborasi dengan content creator lokal, termasuk food reviewer, komika, dan lifestyle influencer yang memperlihatkan sisi fun, messy, dan penuh ekspresi dari ngemil Cheetos. Semua mengangkat satu pesan utama: ngemil itu nggak perlu rapi—yang penting happy!

Snack Culture yang Dirayakan

Kampanye ini juga menjadi bentuk afirmasi bahwa ngemil bukan sekadar kegiatan selingan, tapi sudah jadi bagian dari “snack culture” yang dirayakan secara sosial. Lewat #Handfluencer, Cheetos ingin membangun komunitas yang tidak hanya loyal pada rasa, tapi juga berani tampil beda, kreatif, dan bangga dengan cara ngemilnya masing-masing.

Penutup: Rebranding yang Bikin Nempel

Dengan strategi yang bold dan playful ini, Cheetos membuktikan bahwa comeback bukan soal kembali ke masa lalu, tapi menciptakan ruang baru di hati konsumen lewat identitas yang segar dan relevan. Cheetos tidak hanya menghadirkan cemilan, tapi juga pengalaman ngemil yang bisa dibanggakan—lengkap dengan jari penuh bumbu dan senyum puas di wajah.

Cheetos is back, and it’s hands-down awesome. Now go ahead, be a #Handfluencer!

Categorized in:

What's Poppin,

Last Update: April 17, 2025